Edisi 192 Khutbah Jum’at : Buah Manis Tawakkal

BUAH MANIS TAWAKKAL

Prananto, ST., MAP

 

Khutbah I

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ

 أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

 اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ

أَمَّا بَعْدُ

أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ ,يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْن

يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا

Jama’ah Jum’at Rahimakumullah

Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT,Tuhan Semesta Alam Sang Maha Pencipta. Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, hingga pengikutnya sampai akhir zaman.

Tak lupa selaku khatib mengajak kepada jamaah sekalian,untuk senantiasa meningkatkan iman dan takwa kita kepada Allah SWT, karena hanya berbekal iman dan takwa kita akan mendapatkan kebahagiaan di akhirat kelak.

Jama’ah Jum’at Rahimakumullah

Anugerah Allah sungguh amat berlimpah pada manusia yang antara lain berupa kemampuan fisik material, psikis, intelektual, dan spiritual, raga, dan nyawa yang dalam satu waktu dan satu peristiwa secara keseluruhan dapat dimanfaatkan. Namun, manusia tetap manusia, dia memiliki keterbatasan, kekurangan, kendala, dan kelemahan. Manusia yang diciptakan lemah, dibatasi kekuatan dan kemampuannya, dibatasi usianya, dan dibatasi segala aktivitasnya.

يُرِيْدُ اللّٰهُ اَنْ يُّخَفِّفَ عَنْكُمْ ۚ وَخُلِقَ الْاِنْسَانُ ضَعِيْفًا

“ Allah hendak memberikan keringanan kepadamu dan manusia diciptakan (dalam keadaan) lemah”  (An Nisa : 28)

Kelemahan tersebut tampak ketika manusia mengarungi perjalanan kehidupan ini. Untuk menutupi kekurangan dan kelemahan ini, manusia membutuhkan ciptaan lain, makhluk lain atau benda lain, sehingga kemaslahatan hidupnya tercapai, baik dalam aspek fisik maupun psikis.

Jamaa’ah Jum’at Rahimakumulah

Dalam kehidupan keseharian, contoh yang melekat pada diri manusia adalah memerlukan kebutuhan pokok atau hajat hidup manusia yang sering disebut al-Hājah al-asāsiyyah, seperti tersedianya air untuk mengobati rasa haus, makanan untuk menutupi rasa lapar, pakaian untuk menutup badan dari panas atau dingin, bahkan tempat berlindung, seperti rumah.

Keperluan utama Hājah asāsiyah, seperti sandang, pangan, dan papan dapat mengurangi kegelisahan dan kegundahan akibat dari kegoncangan dan ketidaktenangan diri secara fisik. Perut bisa kenyang, kemakmuran dalam hidup bisa tercapai, bahkan perang bisa menang, dan segala kesuksesan lain yang bersifat duniawi bisa diujudkan.

Namun demikian, terpenuhinya kebutuhan fisik saja belum cukup, maka kebutuhan ruhani yang bersifat psikis berupa ajaran agama yang dapat membangkitkan semangat dan idealismenya amat diperlukan. Manusia, dalam kehidupan pribadi dan sosialnya, bahkan kehidupan ekonomi dan politik yang sehari-hari ia lewati, memerlukan pihak lain.

Kekurangan dan kelemahan memaksa manusia memerlukan bantuan, sandaran, penolong, pelindung yang dalam bahasa sehari-hari disebut wakil. Dalam ajaran Islam, manusia dituntut untuk memiliki sifat tawakal.

Jama’ah Jum’at Rahimakumullah

Menurut Imam Ahmad tawakal adalah amalan hati, bukan ucapan lisan dan

bukan perbuatan anggota badan.

Zun Nun al-Mishri menyatakan, “Tawakal adalah jiwa tidak mengatur dan merencanakan sama sekali, dan melepaskan diri dari daya upaya dan kekuatan. Tawakal seseorang menjadi kuat apabila ia telah mengetahui bahwa Allah senantiasa mengetahui dan melihat apa yang sedang dilakukannya.”

Ibnul-Qayyim mendefinisikan tawakal dengan menyerahkan secara bulat segala urusan kepada pemiliknya dan memasrahkan diri di bawah perwakilannya.

Tawakal bertujuan untuk mengokohkan keimanan pada Allah Ta’ala. Dengan tawakal akan hilang keangkuhan, putus asa pada diri manusia. Mereka tidak akan menyakiti diri, stress, sakit jiwa, dan gila, bahkan bunuh diri karena tidak dapat mencapai cita-cita yang diinginkan. Bagaimana pun sekuat dan sepandainya manusia, ia tetap memiliki kelemahan dan ketidakmampuan dalam menghadapi situasi dan kondisi tertentu. Seorang yang bertawakal akan tetap tabah dengan kondisi yang ada, walau memiliki kekurangan dan keterbatasan karena di sampingnya ada yang Maha Kuat, Maha Pembimbing, Maha Pemelihara, dan segala Maha lainnya. Berikut ini merupakan buah dari orang beriman yang memiliki sifat tawakkal :

  1. Tawakal sebagai perwujudan iman dan islam

Al-Qur′an menyebutkan dalam berbagai ayat tentang ciri-ciri orang yang bertawakal, yaitu iman. Bahkan, antara iman dan tawakal tidak dapat dipisahkan, sebagaimana iman dengan amal salih. Sehingga orang yang sungguh-sungguh beriman harus bertawakal. Keimanan adalah perintah dan tawakal juga adalah perintah Allah. Dalam Al-Qur′an, paling tidak ada 10 ayat yang berkaitan dengan perintah terhadap orang beriman agar bertawakal pada Allah, sementara perintah terhadap orang Islam hanya satu ayat. Diantara ayat yang memerintahkan orang beriman agar bertawakal adalah sebagai berikut:

اِذْ هَمَّتْ طَّۤاىِٕفَتٰنِ مِنْكُمْ اَنْ تَفْشَلَاۙ وَاللّٰهُ وَلِيُّهُمَا ۗ وَعَلَى اللّٰهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُوْنَ

“(Ingatlah) ketika dua golongan dari pihak kamu114) ingin (mundur) karena takut, padahal Allah adalah penolong mereka. Oleh karena itu, hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakal. (Ali Imran : 122)

  1. Orang yang tawakal dicintai Allah

Kecintaan yang paling tinggi adalah kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya, sebagaimana juga orang yang paling tinggi derajatrnya adalah yang dicintai Allah dan Rasul-Nya. Orang yang memiliki derajat tawakal akan dicintai Allah dan Rasul-Nya, sebagaimana dijelaskan dalam ayat berikut:

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ

“Maka, berkat rahmat Allah engkau (Nabi Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Seandainya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka akan menjauh dari sekitarmu. Oleh karena itu, maafkanlah mereka, mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam segala urusan (penting). Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakal.” (Ali Imran : 159)

  1. Orang yang bertawakal akan mendapat kenikmatan di dunia dan akhirat

Allah SWT berfirman :

وَالَّذِيْنَ هَاجَرُوْا فِى اللّٰهِ مِنْۢ بَعْدِ مَا ظُلِمُوْا لَنُبَوِّئَنَّهُمْ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً ۗوَلَاَجْرُ الْاٰخِرَةِ اَكْبَرُۘ لَوْ كَانُوْا يَعْلَمُوْنَۙ الَّذِيْنَ صَبَرُوْا وَعَلٰى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُوْنَ

Orang yang berhijrah karena Allah setelah mereka dizalimi, pasti Kami akan memberikan tempat yang baik kepada mereka di dunia. Pahala di akhirat pasti lebih besar, sekiranya mereka mengetahui, (yaitu) orang-orang yang sabar dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal. (An Nahl :41-42)

Ibnu ‘Āsyūr mengemukakan, “Setelah pada ayat-ayat yang lalu dinyatakan bahwa kebangkitan setelah kematian merupakan keniscayaan karena merupakan jalan untuk menetapkan siapa yang benar dan siapa yang salah. Ketika itu diketahui secara pasti dan nyata bahwa orang-orang kafir adalah para pembohong. Maka pada ayat ini dikemukakan balasan yang diterima orang-orang yang beriman.

Orang-orang yang hijrah setelah mereka dizalimi, akan mendapat tempat yang baik di dunia. Dan diakhirat akan mendapat pahala besar, berupa jannah yang memiliki ruangan yang indah. Mereka itu adalah orang-orang yang sabar dan tawakal kepada Tuhannya.

 

  1. Mampu menjaga diri dari dari gangguan syaitan

Allah SWT berfirman :

فَاِذَا قَرَأْتَ الْقُرْاٰنَ فَاسْتَعِذْ بِاللّٰهِ مِنَ الشَّيْطٰنِ الرَّجِيْمِ اِنَّهٗ لَيْسَ لَهٗ سُلْطٰنٌ عَلَى الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَلٰى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُوْنَ اِنَّمَا سُلْطٰنُهٗ عَلَى الَّذِيْنَ يَتَوَلَّوْنَهٗ وَالَّذِيْنَ هُمْ بِهٖ مُشْرِكُوْنَ ࣖ

“Apabila engkau hendak membaca Al-Qur’an, mohonlah pelindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk. Sesungguhnya ia (setan) tidak memiliki pengaruh terhadap orang-orang yang beriman dan bertawakal hanya kepada Tuhan mereka. Pengaruhnya hanyalah terhadap orang-orang yang menjadikannya pemimpin dan orang-orang yang menjadi musyrik karena (tipu daya)-nya. (An Nahl : 98-100)

 

Tampak pada ayat-ayat di atas bahwa syaitan tidak akan mampu mengganggu orang beriman dan bertawakal, mereka hanya mampu mempengaruhi orang kafir yang menjadikan mereka pemimpin. Wahbah az-Zuhailī ketika menafsirkan ayat ini mengemukakan, Syaitan memiliki kekuatan, tetapi ia tidak mampu menguasai orang-orang yang membenarkan akan bertemu dengan Allah (orang-orang beriman) dan menyerahkan segala urusannya kepada-Nya

  1. Mampu bertahan menghadapi musuh

Allah SWT berfirman :

وَيَقُوْلُوْنَ طَاعَةٌ ۖ فَاِذَا بَرَزُوْا مِنْ عِنْدِكَ بَيَّتَ طَاۤىِٕفَةٌ مِّنْهُمْ غَيْرَ الَّذِيْ تَقُوْلُ ۗ وَاللّٰهُ يَكْتُبُ مَا يُبَيِّتُوْنَ ۚ فَاَعْرِضْ عَنْهُمْ وَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ وَكَفٰى بِاللّٰهِ وَكِيْلًا

Mereka (orang-orang munafik) berkata, “(Kewajiban kami hanyalah) taat.” Akan tetapi, apabila mereka telah pergi darimu (Nabi Muhammad), sebagian mereka mengatur siasat pada malam hari (mengambil keputusan) berbeda dari yang telah mereka katakan. Allah mencatat siasat yang mereka atur pada malam hari itu. Berpalinglah dari mereka dan bertawakallah kepada Allah. Cukuplah Allah sebagai pelindung” (An Nisa : 81)

Ketahanan menghadapi musuh, bukan hanya ketahanan persenjataan, terutama bila diprediksi akan ada pembangkangan yang dilakukan oleh kaum munafiq, karena ketika di depan Rasul dan orang mukmin mereka menyatakan taat, tetapi ketika mereka sudah berkumpul secara khusus, mereka melakukan persokongkolan untuk menghancurkan Islam. Namun diperlukan keimanan yang kuat kepada Allah dan bertawakal kepadaNya. Sekalipun rasul dan orang–orang mukmin tidak mengetahui tipu daya kaum munafik, namun Allah mencatat dan melihat kesepakan busuk mereka. Oleh karena itu Allah memerintahkan umat Islam untuk selalu bertawakal kepada Allah dan meyakini bahwa Allah adalah sebaik-baik pelindung

Jama’ah Jum’at Rahimakumullah

Tawakal adalah suatu kerja hati, kerja spiritual, suatu ibadah yang maknanya amat sulit, namun perlu diterapkan dalam kenyataan. Tawakal diperlukan dalam kehidupan ruhaniyah atau spirit keberagamaan karena hanya dengan tawakal lah suatu pribadi terbentuk. Tawakal juga harus dikaitkan dengan hukum sebab dan musababnya, sehingga tawakal tidak lagi diartikan sebagai diam tanpa ada aktivitas kerja.

Tawakal akan mendorong seseorang supaya memiliki rasa optimisme dan keberanian dalam menghadapi segala persoalan dan problem kehidupan. Tawakal adalah bukti kebenaran iman seseorang kepada Allah, sehingga Allah mencintai orang yang bertawakal. Tidak ada keangkuhan, keluhuran, dan kesombongan dalam kehidupan karena Allah lah yang memiliki sifat al-ālī, al-muta’ālī, al-mutakabbir dan segala sifat ke Maha-an lainnya.

Kerja dan doa, adalah suatu ungkapan yang sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat umumnya sejalan dengan etos kerja yang khas yang mestinya dimiliki oleh umat Islam. Maka kalimat paling indah adalah Fa idzā faragta fanshab wailā rabbika fargab, Hasbunallāh wa ni’mal wakīl, ni’mal maulā wani’man-nashīir karena semuanya mengandung makna bahwa Allah Maha segalanya. Wallāhu’alam bish-shawāb

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِالْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ

 Khutbah II

الْحَمْدُ الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ، وأَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه.

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ أَمَّا بَعْدُ؛

فَقَالَ اللَّهُ تَعَالَى :  وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى

إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ.

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخَوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلاًّ لِلَّذِيْنَ آمَنُواْ رَبَّنَا إِنَّكّ رَؤُوْفٌ رَّحِيْمٌ. اَللَّهُمَّ افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَا بِالْحَقِّ وَأَنْتَ خَيْرُ الْفَاتِحِيْنَ.

رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاِنْ لَّمْ تَغْفِرْ لَـنَا وَتَرْحَمْنَا لَـنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخٰسِرِيْنَ

رَبَّنَا هَبْ لَـنَا  مِنْ اَزْوَاجِنَا وَذُرِّيّٰتِنَا قُرَّةَ اَعْيُنٍ وَّاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ اِمَامًا

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِي أَمْرِنَا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ.

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَاما

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

 سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ. عِبَادَاللهِ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ أَقِيْمُوا الصَّلَاة

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*